Parent
dalam parenting memiliki beberapa definisi-ibu, ayah, seseorang yang
akan membimbing dalam kehidupan baru, seorang penjaga, maupun seorang
pelindung. Parent adalah seseorang yang mendampingi dan membimbing semua
tahapan pertumbuhan anak, yang merawat, melindungi, mengarahkan
kehidupan baru anak dalam setiap tahapan perkembangannya (Brooks, 2001).
Pengasuh
erat kaitannya dengan kemampuan suatu keluarga/ rumah tangga dan
komunitas dalam hal memberikan perhatian, waktu dan dukungan untuk
memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan social anak-anak yang sedang dalam
masa pertumbuhan serta bagi anggota keluarga lainnya (ICN 1992 dalam
Engel et al. 1997). Hoghughi (2004) menyebutkan bahwa pengasuhan
mencakup beragam aktifitas yang bertujuan agar anak dapat berkembang
secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Prinsip pengasuhan
menurut Hoghughi tidak menekankan pada siapa (pelaku) namun lebih
menekankan pada aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak. Oleh
karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan
pengasuhan social.
Pengasuhan
fisik mencakup semua aktifitas yang bertujuan agar anak dapat bertahan
hidup dengan baik dengan menyediakan kebutuhan dasarnya seperti makan,
kehangatan, kebersihan, ketenangan waktu tidur, dan kepuasan ketika
membuang sisa metabolisme dalam tubuhnya. Pengasuhan emosi mencakup
pendampingan ketika anak mengalami kejadian-kejadian yang tidak
menyenangkan seperti merasa terasing dari teman-temannya, takut, atau
mengalami trauma. Pengasuhan emosi ini mencakup pengasuhan agar anak
merasa dihargai sebagai seorang individu, mengetahui rasa dicintai,
serta memperoleh kesempatan untuk menentukan pilihan dan untuk
mengetahui resikonya. Pengasuhan emosi ini bertujuan agar anak mempunyai
kemampuan yang stabildan konsisten dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, menciptakan rasa aman, serta menciptakan rasa optimistic
atas hal-hal baru yang akan ditemui oleh anak. Sementara itu, pengasuhan
sosial bertujuan agar anak tidak merasa terasing dari lingkungan
sosialnya yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada
masa-masa selanjutnya. Pengasuhan sosial ini menjadi sangat penting
karena hubungan sosial yang dibangun dalam pengasuhan akan membentuk
sudut pandang terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.pengasuhan
sosial yang baik berfokus pada memberikan bantuan kepada anak untuk
dapat terintegrasi dengan baik di lingkungan rumah maupun sekolahnya dan
membantu mengajarkan anak akan tanggung jawab sosial yang harus
diembannya (Hughoghi, 2004).
Sementara
itu, menurut Jerome Kagan seorang psikolog perkembangan mendefinisikan
pengasuhan (parenting) sebagai serangkaian keputusan tentang sosialisasi
pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua/
pengasuh agar anak mampu bertanggung jawab dan memberikan kontribusi
sebagai anggota masyarakat termasuk juga apa yang harus dilakukan orang
tua/ pengasuh ketika anak menangis, marah, berbohong, dan tidak
melakukan kewajibannya dengan baik (Berns, 1997). Berns (1997)
menyebutkan bahwa pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang
berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak juga
bagi orang tua. Senada dengan Berns, Brooks (2001) juga mendefinisikan
pengasuhan sebagai sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan
interaksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak.
Proses pengasuhan bukanlah sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua
mempengaruhi anak namun lebih dari itu, pengasuhan merupakan proses
interaksi antara orang tua dan anak yang dipengaruhi oleh budaya dan
kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan.
Beberapa
definisi tentang pengasuhan tersebut menunjukkan bahwa konsep
pengasuhan mencakup beberapa pengertian pokok, antara lain: (i)
pengasuhan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak
secara optimal, baik secara fisik, mental maupun sosial, (ii) pengasuhan
merupakan sebuah proses interaksi yang terus menerus antara orang tua
dengan anak, (iii)pengasuhan adalah sebuah proses sosialisasi, (iv)
sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses pengasuhan tidak
bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan.
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL DALAM PENGASUHAN
Pendekatan
struktural fungsional dalam mengkaji kehidupan keluarga dipelopori oleh
William F. Ogburn dan Talcott Parson pada awal abad ke-20 dengan
landasan filosofis utama adalah mengakui adanya segala keragaman dalam
kehidupan sosial. Keragaman tersebut merupakan sumber utama dari adanya
struktur masyarakat dan menyebabkan pula terjadinya keragaman fungsi
sesuai dengan posisi seseorang dalam struktur sebuah system. Perbedaan
fungsi tersebut menurut pendekatan structural fungsional tidak untuk
memenuhi kepentingan individuyang bersangkutan melainkan untuk mencapai
tujuan kolektif. Secara filosofis, pendekatan structural fungsional
bersumber dari filsafat platonic yang mengakui kebenaran adanya
pembagian tugas (Megawangi, 1999).
Download Full Paper DISINI
Sumber : http://okvina.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar